Perdagangan kurs rupiah terhadap dollar AS di pasar spot antarbank Jakarta Senin (14/2/2011) pagi menguat sebesar 13 poin ke posisi Rp 8.922 dibanding sebelumnya sebesar Rp 8.935.
Pengamat pasar uang Farial Anwar di Jakarta, Senin mengatakan, penguatan pasar uang dalam negeri terhadap dollar AS pagi ini salah satunya dipicu oleh mundurnya Presiden Mesir Hosni Mubarak."Pasar menyambut positif atas mundurnya Presiden Mesir Hosni Mubarak.Hal yang sama juga dialami pasar saham dalam negeri," katanya.
Ia menambahkan, kendati sebagian dana asing tercatat keluar dari pasar, namun dengan kenaikan mata uang lokal hari ini menunjukkan bahwa dana asing masih tetap bertahan di dalam negeri.
Selain itu, lanjut dia, kinerja laporan keuangan perusahaan yang diprediksi akan baik memicu pelaku pasar tetap akan berada dalam Indonesia seiring pertumbuhan fundamental ekonomi Indonesia yang diekspektasikan naik. "Pasar Asia yang juga positif, indeks saham dalam negeri yang juga menguat memicu kurs mata uang Rupiah terhadap dollar AS ikut menguat," ujarnya.
Ia menambahkan, pelaku pasar yakin dengan Indonesia yang dianggap tahan pada pasar global yang cenderung tidak stabil yang disebabkan adanya konflik di dalam negara Mesir. "Indonesia menunjukkan fundamental ekonomi ke depan yang masih bagus, Indonesia terus membangun infrastruktur dalam negeri, hal itu yang akan memicu asing datang untuk jangka lama.
Ia menambahkan, menguatnya mata uang Euro terhadap dollar AS juga mempengaruhi rupiah. "Penguatan rupiah juga terpengaruh dari menguatnya Euro terhadap kurs mata uang AS.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar