Dana Moneter Internasional (IMF), untuk kali kedua sejak
April lalu, kembali memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global. Lembaga
kreditor itu lagi-lagi mengingatkan AS dan Eropa bahwa krisis keuangan di
wilayah masing-masing bisa memburuk, bila mereka tidak segera menerapkan
kebijakan pemulihan ekonomi.
Dalam laporan tahunan "World Economic Outlook," IMF menilai bahwa pertumbuhan ekonomi dunia saat ini masih terlalu lemah untuk menekan tingginya tingkat pengangguran, kendati mulai muncul momentum dari sejumlah bank sentral untuk berinisiatif mengambil jalan keluar.
Dalam laporan tahunan "World Economic Outlook," IMF menilai bahwa pertumbuhan ekonomi dunia saat ini masih terlalu lemah untuk menekan tingginya tingkat pengangguran, kendati mulai muncul momentum dari sejumlah bank sentral untuk berinisiatif mengambil jalan keluar.
Menurut kantor berita Reuters, laporan itu
dipublikasikan jelang pertemuan rutin para negara anggota IMF di Tokyo, Jepang,
pekan ini.
"Isu besar saat ini adalah apakah ekonomi global baru saja memasuki gejolak baru yang selalu diperkirakan mengalami pemulihan yang lambat dan penuh terjal, atau apakah pelambatan saat ini berdampak lebih lama lagi," demikian penilaian IMF.
Menurut lembaga itu, jawabannya, "Tergantung pada apakah para pengambil kebijakan di Eropa dan AS bisa pro-aktif dalam mengatasi segala tantangan ekonomi utama dalam jangka pendek."
Maka, untuk tahun ini, IMF membuat prediksi baru bahwa pertumbuhan ekonomi dunia hanya 3,3 persen. Perkiraan pertumbuhan ini turun 0,2 persen dari prediksi sebelumnya yang diumumkan Juli lalu.
Proyeksi baru itu merupakan persentase terendah sejak 2009. IMF juga memperkirakan ekonomi dunia tahun depan tumbuh sedikit, yaitu menjadi 3,6 persen. Ini di bawah perkiraan sebelumnya, yaitu 3,9 persen.
"Isu besar saat ini adalah apakah ekonomi global baru saja memasuki gejolak baru yang selalu diperkirakan mengalami pemulihan yang lambat dan penuh terjal, atau apakah pelambatan saat ini berdampak lebih lama lagi," demikian penilaian IMF.
Menurut lembaga itu, jawabannya, "Tergantung pada apakah para pengambil kebijakan di Eropa dan AS bisa pro-aktif dalam mengatasi segala tantangan ekonomi utama dalam jangka pendek."
Maka, untuk tahun ini, IMF membuat prediksi baru bahwa pertumbuhan ekonomi dunia hanya 3,3 persen. Perkiraan pertumbuhan ini turun 0,2 persen dari prediksi sebelumnya yang diumumkan Juli lalu.
Proyeksi baru itu merupakan persentase terendah sejak 2009. IMF juga memperkirakan ekonomi dunia tahun depan tumbuh sedikit, yaitu menjadi 3,6 persen. Ini di bawah perkiraan sebelumnya, yaitu 3,9 persen.
Sementara itu, negara-negara berkembang yang ekonominya
tengah melesat diperkirakan masih tumbuh empat kali lebih besar dari
negara-negara maju.
Namun, IMF memperkirakan pertumbuhan yang lebih rendah bakal
dialami India dan Brasil. Bahkan, negara yang disebut terakhir itu,
pertumbuhannya tahun ini bakal lebih lambat dari AS.
IMF menilai, faktor-faktor "yang tak asing lagi" masih jadi pengganggu pertumbuhan ekonomi. Mereka adalah konsolidasi fiskal dan masih lemahnya sistem keuangan. Masalah-masalah itu juga meracuni dunia sejak krisis keuangan global pecah pada 2008. (art)
IMF menilai, faktor-faktor "yang tak asing lagi" masih jadi pengganggu pertumbuhan ekonomi. Mereka adalah konsolidasi fiskal dan masih lemahnya sistem keuangan. Masalah-masalah itu juga meracuni dunia sejak krisis keuangan global pecah pada 2008. (art)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar